HIDUP YANG PENUH PERJUANGAN UNTUK MELAKSANAKAN PERSATUAN TUMPAH DARAH DAN NEGARA
Asal
usus Gadjah Mada semuanya dilupakan dengan lalim oleh sejarah.
Barangkali keadaan itu selaras pula dengan perbawa dan nasib Gadjah
Mada. Dia tidak bertopang pada darah turunan, dan namanya terpaku dalam
lembaran emass sejarah karena tujuan hidup yang tinggi dan maju kedepan
atas tenaga usaha sendiri.
Menurut kepercayaan orang Bali, seperti tertulis dalam kitab Oesana Djawa Gadjah
Mada itu dilahirkan di Pulau Bali dan pada suatu ketika pindah ke
Majapahit. Menurut cerita itu juga Gadjah Mada tidak mempunyai ayah dan
ibu melainkN terpancar dari buah kelapa sebagai penjelmaanSang HIang
Narajana keatas dunia.
Tetapi
berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan Gadjah Mada diperkirakan
dilahirkan pada tahun 1300 disekaitar aliran sungai Berantas.
Gadjah
Mada juga memepunyai beberapa nama lain seperti Empu Mada, Djaja Mada
atau Dwirada Mada, menurut agama namanya adalah Lembu Muksa sebagai
penjelmaan Maha Dewa Wisnu. Gadjah Mada artinya gajah yang galak-tangkas
dan namanya waktu kecil tidak diketahui hingga sekarang.
Lebih
dari empat puluh tahun Gadjah Mada berjuang dan bekerja segenap waktu
untuk persatuan dan kepentingan negara. Dalam kitab Pararaton dijelaskan
tentang perjalanan hidup Gadjah Mada secara garis besar. Pada tahun
1364 Gadjah Mada meninggal dunia dan tidak diketahui dimana jasadnya.
Ada yang mengatakan di Majapahit ada pula yang mengatakan menenggelamkan
diri di laut.
Bagian 2
TURUN NAIKNYA NEGARA MAJAPAHIT SEJAK LAHIR SAMPAI RUNTUHNYA DENGAN GADJAH MADA DIPUNJAK KEBESARAN (1292-1365)
Setelah tujuh puluh tahun lamanya
kerajaan Singasari berdiri (1222-1292), kerajaan Singasari pun runtuh
karena serangan hebat dari pihak Kediri. Maka setelah hampir du tahun
lamanya Indonesia mengalami zaman pancaroba akhirnya kerajaan Majapahit
pun berdiri. Dalam kitab Pararaton disebutkan asal usul nama Majapahit
dengan sebuah cerita bahwa pada suatu hari karena kekurangan makanan ada
seseorang yang hendak memeakan buah pohon madja yang daunnya berduri,
tetapi ternyata rasanya pahit dan dibuanglah buah itu. Tempat dimana
buah itu dibuang kemudian diberi nama Majapahit. Cerita ini berisi
perumpamaan bahwa Majapahit didirikan atas pahit getirnya usaha rakyat.
Majapahit dinamai juga Wilwatikta.
Pada
suati hari utusan dari Tiongkok mendapat penghinaan dari Raja
Kertanegara yaitu dengan dilukai wajahnya. Karena hal itu datanglah bala
tentara raja Tiongkok yang bernama Kubilai Kan yang akan
membalasnya.tetapi pada tahun 1293 saat mereka datang ternyata raja
Kertanegara telah meninggal tetapi mereka tidak mengetahuinya.
Kubilai
Kan dikepalai oleh tiga orang jendral, yaitu Che-pi, Ji-k’o-mi-so dan
Kau Hsing (1292). Diperjalanan orang-orang Tiongkok itu juga terkena
hasut Widjaya sehingga mereka malah menyerang Raja Kediri
(Djajakatoeang) dan raja Kediri pun kalah. Lalu setelah berhasil
orang-orang Tiongkok itu malah dibunuh oleh Widjaya dengan pertolongan
orang Daha dan Majapahit sendiri sehingga setelah perkelahian yang penuh
seluk beluknya ini Widjaya lah yang keluar sebagai pemenang.
Djajakatoeang jatuh ketangan Widjaya di Djoenggaloeh (Oejoeng Galoeh),
dan setelah mengarang suattu kitab bernama Kidoeng Woekir Polaman lalu
meninggal dunia, mungkin karena dibunuh. Semenjak saat itu hilanglah
kerajaan Daha-Kediri dan berdirilah Majapahit, Widjaya menjadi raja dan
bergelar Kertaradjasa Djawardana. Kertaradjasa mempunyai tiga orang anak
dua prempuan dan satu laki-laki. Yang sulung diangkat jadi raja Putri
Kahuripan (Djiwana), dan yang bungsu jadi Raja Putri Daha (Kediri). Dan
ananda Dara Petak menjadi Raja Majapahit dengan nama Djajanegara.
Selama
Djajanegara memimpin keadaan negeri tidak aman, banyak terjadi
pemberontakan. Hingga pada suatu saat seseorang bernam Koeti berani dan
berhasil mengusir Djajanegara dari Majapahit, sehingga raja terpaksa
melarikan diri ke Babander dengan ditemani Gadjah Mada (1319). Atas
kecerdikan Gadjah Mada Djajanegara dapat menjadi raja kembali dan Gadjah
Mada kemudian diangkat menjadi patih tanah Kahuripan (1321), setelah
itu berkuasa di Daha dan dalam atahun 1331 dia dijadikan Mangkubumi di
Majapahit.
Bagian 3
GADJAH MADA MELANGKAH DENGAN KEBIJAKSANAAN TUMPAHAN DARAH KEDALAM USAHA NEGARA (1319-1331)
Pengabdian
Gadjah Mada kepada negara pertama kali dimulai saat dia menjadi
prajurit. Sesudah mendapat kemenangan dalam berperang kemudian dia
diangkat menjadi kepala daerah. Dalam waktu 11 tahun (1319-1330) dia
selalu mendapat perhatian dari pusat pemerintahan, sehingga karena
keberanian dan kebijaksanaan memerintah dia berpindah ke pusat
pemerintah dengan menjabat jawatan yang sangat tertinggi dalam seluruh
negara. Tahun 1319 Gadjah Mada di Majapahit sebagai bayangkara dan pada
tahun itu pula terjadi suatu pemberontakan yang hebat dan mengguncangkan
kerajaan.
Setelah negeri aman, Gadjah Mada terbukti dengan segala keberanian hati dan kecerdaan otak menjalankan usaha dengan berhasil.
Karena
dipandang cakap dan berani, maka setelah dua tahun Gadjah Mada lalu
dipindahkan dari Kediri dan diangkat menjadi Patih Daha disekitar Malang
untuk menggantikan Artja Tilam yang baru saja meninggal.
Bagian 4
GADJAH MADA MENJADI PATIH MANGKUBUMI DAN PERDANA MEMTERI NEGARA (1331)
Setelah
beberapa lamanya sesudah api pemeberontakan Sadeng dipadamkan, kemudian
Gadjah Mada diangkat menjadi Patih Majapahit yang dengan sendirinya
juga menjadi mangkubumi. Patih Majapahit disebut juga patih
Kediri-Djenggala, maksudnya patih mangkubumi yang menguasai seluruh
negara Majapahit. Dengan menaiki angkatan-negara yang tinggi itu, maka
patih mangkubumi Gadjah Mada mendapat kekusaan yang luas. Setelah
beberapa lama lalu dia diangkat menjadi perdana menteri yang mengepalai
kementerian negara.
Bagian 6
PERHUBUNGAN ANTARA ADITIAWARMAN DENGAN GADJAH MADA DAN ORANG BESAR DISEKELILING MEREKA (1325-1343)
Dintara
bangsawan dan ahli negara ada seorang nusantara yang membantu Gadjah
Mada namanya Aditiawarman. Dalam keadaan genting pada tahun 1331, yang
menaikkan Gadjah Mada ke pusat pemerintahan, maka tiba-tiba dengan
tangkas Aditiawarman mengepung dan menundukan Sadeng tempat kaum
pemberontak berkumpul. Karena hal itu kaum pemberontak pun dapat
ditundukan dan negeri kembali damai. Karena tindakan itu pula Artja
Tadah dapat menyerahkan kekuasaannya kepada Gadjah Mada dan Gadjah mada
pun diangkat menjadi Patih Mangkubumi.
Beberapa
waktu sesudah tahun 1343 Aditiawarman meninggalkan Majapahit dan
kembali ke kempung halaman Minangkabau dengan memindahkan pusat kerajaan
dari darmasraja (Sidjoendjoeng) ke kaki gunung merapi di tepi Batang
Bengkawas. Persahabatan yang pada awalnya baik dengan ahli-ahli politik
Gadjah Mada pada tahun1343 berubah menjadi dingin dan sesudah tahun 1345
sudah menjadi saling segan-menyegani.
Pada
tahun 1351 setelah Hayam Wuruk naik tahta Gadjah Mada diberi kuasa
memperbaiki candi di dekat Singasari, yang memperingati Kertanegara
(1268-92), yang mati terbakar di dalam keratin bersama-sama dengan patih
dan beberapa orang agama. Keadaan ini memperingatkan kenang-kenangan
raja kepada kerajaan Singasari yang telah runtuh, dan pada kesetiaan
hati Gadjah Mada kepada daerah Malang yang mengikat hatinya sejak dari
muda hingga hari tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar