Buku Sejarah Sumatra karya
William Marden adalah karya klasik mengenai salah satu pulau utama di Indonesia
yaitu Sumatera. Willian Marsden seorang pegawai kongsi dagang Inggris EIC
(East India Company) yang bertugas di Bengkulu berupaya memadukan hasil
penilaian berdasarkan sumber-sumber tulisan berupa laporan-laporan maupun
wawancara serta kunjungan ke beberapa tempat di Sumatra. Sejak pertama kali terbit
pada 1783, buku Sejarah Sumatra telah memukau dan dipujikan sebagai karya
jempolan. Walaupun sesudahnya banyak buku tentang Sumatra terbit, namun karya
William Marsden ini tetap istimewa serta dirujuk sejagat sebagai karya klasik
yang monumental.
Buku Sejarah
Sumatra berbeda dari kebanyakan karya tulis pada umumnya, dimana biasanya suatu
buku yang berisi tentang sejarah suatu tempat lebih memfokuskan pada kerajaan,
pemerintahan, ataupun orang-orang penting / orang-orang golongan atas saja.
Sedangkan dalam buku Sejarah Sumatra karya William Marsden ini rakyat biasa di
pedesaan-pedesaan juga dibahas oleh William Marsden. Seperti yang terdapat pada
bab 21 halaman 482, dimana William Marsden menjelaskan tentang penduduk, mata
pencaharian, navigasi dan alat tukar secara terperinci. William Marsden dalam
menulis buku Sejarah Sumatra berbeda dengan penulis-penulis lain pada zaman
itu. Seperti yang diungkapkan oleh dosen sekaligus peneliti sejarah yang saya
kagumi Rhoma Dwi Aria Yulianti, dalam tulisannnya di belajarsejarah.com beliau
mengungkapkan Marsden membuat catatan Sumatra secara
ensiklopedik dengan liputan pandangan mata dan laporan investigasi.[1] Melalui buku Sejarah
Sumatra ini kita dapat mengetahui tentang Sumatra secara mendalam. Walaupun
karya ini terbit pada tahun 1783 tapi isi dalam buku ini terus terasa modern.
Sumatra secara terperinci dijelaskan oleh
William Marsden dalam bab perbab di buku Sejarah Sumatra. Bab
1 menceritakan tentang Deskripsi umum pulau Sumatera; letak dan garis bujurnya,
penelitian Kuno mengenai Sumatera, jarak dan pegunungan, air terjun danau laut
dan sungai, udara dan angin, guntur dan kilat, musim, angin laut, produksi
mineral, gunung berapi, tanah, pembentukan daerah baru dan batu karang serta
ombak pasang. Pada Bab 2 William menjelaskan tentang perbedaan
penduduk yang terdiri sari deskripsi penduduk, pakaian dan ornamen, dan mengasah gigi serta
melubangi telinga. Bab 3 tentang Infrasruktur dan kehidupan sehari hari yaitu
tata cara membangun, api dan makanan. Pada Bab 4 disajikan tentang Kekayaan
Alam Sumatera yaitu hasil pertanian, sawah, komoditi perdagangan,
rempah-rempah, dsb. Bab 5 menjelaskan tentang aneka varietas
dunia flora. Bab
6 tentang keanekaragaman dunia fauna. Bab 7 tentang komoditas perdagangan dan hasil perkebunan. Bab 8 tentang Kekayaan Alam dan
perdagangan impor. Bab
9 tentang Keahlian orang Sumatera. Bab
10 tentang bahasa dan abjad. Lanjut
ke Bab 11 tentang Sosiologi masyarakat Sumatera. Bab 12 tentang adat istiadat
dan hukum adat. Bab 13 tentang hukum adat dan perbudakan. Bab 14 tentang pernikahan, perayaan, perjudian dan opium.
Bab 15 tentang tradisi orang Sumatera. Bab 16 tentang Lampung. Bab 17 tentang
perbedaan penduduk. Bab 18 tentang Negara-negara Melayu . Bab 19 tentang kerajaan-kerajaan di
tepi sungai. Bab 20 tentang Batak. Bab 21 tentang Aceh. Bab 22 tentang Sejarah
kerajaan Aceh dan Bab terakhir, Bab 23 tentang gugusan pulau di pantai barat
Sumatera.
Dengan kelebihan buku ini, dengan segala kerincian dan
kelengkapan William Marsden dalam menyampaikan Sumatra yang sangat membantu para
sejarawan, disisi lain buku Sejarah Sumatra ini jika kita dalam membacanya
tidak teliti atau jeli mungkin akan sedikit kesulitan dalam mencerna isi dalam
buku ini dikarenakan penyampaian William Marsden dalam beberapa bagian terlalu
panjang dan berbelit serta tulisannya yang bergaya sastra mendekati dongeng
secara tidak langsung menuntut kita agar lebih jeli dalam membaca buku Sejarah
Sumatra ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar